BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Tauco merupakan produk kedelai berbentuk pasta yang berwarna
kekuning-kuningan, rasanya agak asin, Tauco merupakan salah
satu jenis produk fermentasi.
Tauco berfungsi sebagai penyedap masakan.
Tauco merupakan salah satu
jenis makanan tradisional yang khas, mempunyai nilai gizi yang baik serta
mempunyai aroma yang khas pula.Biasanya
tauco dibuat sebagai bumbu penyedap hidangan sehari-hari seperti tauge
goreng,sambal tauco dan lain sebaginya.
Tauco adalah
bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai (Glycine
max) yang telah direbus, dihaluskan dan diaduk dengan tepung terigu
kemudian didibiarkan sampai tumbuh jamur (fermentasi).Tauco diperoleh dari hasil
fermentasi kedelai dengan kepang dan garam pada fermentasi digunakan kepang Aspergillus Orizae,Rhizopus Oligosporus atau
Rhizopus Orizae.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Penulisan
penulisan makalah ini bertujuan memenuhi nilai serta tugas Biologi yang diberikan ,adapun manfaat dari penulisannya adalah
1. Untuk menghetahui peroses pembutan tauco.
penulisan makalah ini bertujuan memenuhi nilai serta tugas Biologi yang diberikan ,adapun manfaat dari penulisannya adalah
1. Untuk menghetahui peroses pembutan tauco.
2. Sebagai media pembelajaran Biologi.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bahan dan alat apa saja yang digunakan dalam peroses pembuatan tauco?
1.3.1 Bahan dan alat apa saja yang digunakan dalam peroses pembuatan tauco?
1.3.2 Bagaimanakah peroses pembuatan tauco?
BAB
II
Kajian
Teori
2.1 Landasan Teori
1.
Fermentasi telah lama
digunakan dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan
makanan tertua (Achi, 2005).
2.
Fermentasi merupakan
cara untuk memproduksi berbagai produk yang menggunakan biakan mikroba melalui
aktivitas metabolisme baik secara aerob maupun anaerob (Marliyati, 1992).
3.
Fermentasi juga merupakan suatu cara
yang efektif dengan biaya rendah untuk mengawetkan, menjaga kualitas dan
keamanan makanan (Parveen dan Hafiz, 2003).
4.
Tauco tidak digunakan secara langsung,
tetapi sebagai bumbu (condiment) ataupun sebagai penyedap rasa (flavoring
agent) (Indriani, 1990).
5.
Meskipun kandungan protein tauco cukup
tinggi, tauco tidak dapat digunakan sebagai sumber protein dalam makanan karena
biasanya hanya dimakan dalam jumlah kecil, yaitu sebagai bumbu dalam makanan
ataupun sebagai saus (Suwaryono dan Ismeini, 1988).
6.
Selama proses fermentasi tauco kapang
mikroba yang berperan adalah kapang dari jenis Aspergillus I yaitu
Aspergillus oryzae atau dari jenis Rhizopus oryzae dan Rhizopus
oligosporus (Parveen dan Hafiz, 2003)..
BAB
III.
Metode
Penelitian
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam
penyusunan data kami mengunakan metode KUALITATIF,yaitu metode dengan melakukan
penjabaran dan pendeskribsian sedangkan untuk pengumpulanya kami mengunakan
metode kepustakaan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
3.1
Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan tauco.
A) Bahan yang diguanakan
a. Kedelai 10
kg
b. Tepung ketan yang disangrai. 5 kg
c. Laru tempe. 15 g
d. Garam.
4 kg
e. Guala aren.
2,5 kg
f. Air
17 liter
B) Alat yang digunakan
- Ayakan
-
Panci
-
Kompor
-
Keranjang bambu
-
Tempayan
-
Sendok
-
Botol
-
Timbangan
3.2 Peroses pembuatan
tauco.
Tauco merupakan salah satu jenis produk
fermentasi yang telah lama dikenal dan disukai oleh sebagian masyarakat
Indonesia. Karena tauco memiliki rasa dan aroma yang khas maka tauco sering
digunakan pula sebagai flavoring agent.
Pada umumnya tauco dibuat secara
spontan, sehingga jenis mikroba yang tumbuh akan bermacam-macam jenisnya dan
keadaan yang demikian ini akan berpengaruh terhadap mutu dari tauco yang
dihasilkan baik dari segi flavor maupun kandungan proteinnya.
Jenis tauco ada dua macam yaitu bentuk
kering dan bentuk basah, sedangkan dari rasanya dibedakan atas yang asin dan
yang manis. Perbedaannya terletak dari jumlah air dan banyaknya gula yang
ditambahkan.
Bahan baku yang sering digunakan untuk
membuat tauco adalah kedelai hitam atau kedelai kuning, tetapi yang sering dan
umum digunakan adalah kedelai hitam. Bahan tambahan untuk pembuatan tauco
adalah berbagai jenis tepung seperti tepung terigu, tapung beras atau tepung
beras ketan.
Pada prinsipnya proses pembuatan tauco
melalui dua tahapan fermentasi yaitu: fermentasi kapang dan fermentasi garam.
Secara tradisional, kedua tahapan fermentasi tersebut dilakukan secara spontan
dimana mikroba yang berperan selama fermentasi bersal dari udara sekitarnya
atau dari sisa-sisa spora kapang yang tertinggal pada wadah bekas fermentasi
sebelumnya.
Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan
untuk membuat tauco meliputi: perendaman, pencucian, pengukusan, penirisan,
penambahan laru, fermentasi kapang, dan dilanjutkan dengan perendaman dalam
larutan garam (fermentasi garam) selanjutnya adalah penyempurnaan.
Tujuan dari perendaman kedelai pada
tahap pertama adalah untuk memudahkan pengupasan kulit kedelai, mengembangkan
biji kedelai dan untuk membantu mempercepat pengukusan atau perebusan.
Perendaman kedelai biasanya dilakukan semalam atau sekitar 20 sampai 22 jam.
Berbeda dengan pembuatan tempe, pada
pembuatan tauco sering ditambahkan tepung misalnya tepung beras, tepung ketan,
atau tepung terigu. Adapun tujuan dari penambahan tepung ini adalah untuk:
1. Merangsang pertumbuhan kapang
2. Menambah volume produk
3. Menurunkan kadar air
4. Sumber lignin, glikosida, dan asam glutamat
Selama proses fermentasi kapang mikroba yang
berperan adalah kapang dari jenis AspergillusI
yaitu A. oryzae atau dari jenis R.
oryzae dan R. oligosporus.
Diantara kapang-kapang tersebut yang
lebih sering digunakan dalam pembuatn tauco adalah kapang A. oryzae. Penggunaan kapang yang berbeda akan berpengaruh pada
mutu dari taoco yang dihasilkan. Mikroba yang aktif dalam fermentasi garam
adalah Lactobacillus delbrueckii, Hansenula sp., dan Zygosaccharomyces yang
dapat tumbuh secara spontan.
Selama proses fermentasi baik
fermentasi kapang maupun fermentasi garam akan terjadi perubahan-perubahan baik
secara fisik maupun kimiawi karena aktivitas dari mikroba tersebut.
Selama fermentasi kapang, kapang yang
berperan akan memproduksi enzim seperti enzim amilase, enzim protease, dan
enzim lipase. Dengan adanya kapang tersebut maka akan terjadi pemecahan
komponen-komponen dari bahan tersebut.
Produksi enzim dari kapang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu fermentasi atau waktu inkubasi.
Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang
berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak
diinginkan.
Selama proses fermentasi garam,
enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi
dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan
diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat akan diubah menjadi senyawa
organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya
yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi
antara asam-asam organik dan etanol (alkohol) lainnya akan menghasilkan
ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Adanya reaksi
antara asam amino dengan gula akan menyebabkan terjadinya pencoklatan yang akan
mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan.
Secara rinci peroses
pembuatan tauco dapat dijabarkan seperti ini
a. Perendaman.
Kedelai dibersihkan dan dicuci sampai bersih. Kemudian kedelai direndam di
dalam air bersih selama 12-24 jam.
b. Pengupasan dan pembuangan kulit.
Kedelai dimasukkan ke dalam karung
atau bakul, kemudian diinjak-injak sehingga terbelah dua, dan kulit biji
terkelupas. Kulit biji dibuang, dan biji dicuci sampai bersih. Pengupasan dan
pembuangan kulit-kulit juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin.
c. Biji direbus
selama 1-2 jam. Kemudian ditiriskan . Biji kedelai
yang telah ditiriskan, ditambah dengan tepung ketan. Sebelumnya, tepung ketan ini telah
disangrai. Tiap 10 kg kedelai ditambah dengan tepung ketan sebanyak 2 kg.
Pengadukan dilakukan agar kedelai dan tepung beras tercampur rata.
d. Fermentasi
kapang. Campuran kedelai tepung beras ditaburi dengan ragi tempe (1 gram tempe
untuk tiap kg kedelai), diaduk agar tercampur rata, dan selanjutnya dihamparkan
diatas tampah setinggi 2-3 cm. Campuran ini ditutup dengan daun pisang. Tampah
diletakkan di atas para-para yang terlindung dari serangga, panas dan hujan.
Fermentasi ini berlangsung selama 2-3 hari sampai terbentuk tempe yang lebat
pertumbuhan kapangnya.
e.
Penjemuran
tempe. Tempe disuir-suir atau dilepaskan butiran-butirannya. Setelah itu
butiran tempe dijemur sampai kering.
f.
Penyiapan
larutan garam 20%. Untuk membuat 10 liter larutan garam 20% dilakukan dengan
cara berikut. Garam sebanyak 4 kg dimasukkan
ke dalam ember, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
volume larutan menjadi 17 liter.
g.
Fermentasi
garam. Butiran tempe kering direndam di dalam larutan garam. Tiap kg kedelai
membutuhkan larutan garam sebanyak 1 liter . Prendaman di lakukan di dalam
wadah perendam selama 2 minggu. Hasil fermentasi disebut dengan tauco mentah.
h.
Penyiapan
bumbu.
i .
Gula merah
diiris-iris, kemudian dilarutkan dengan air (tiap kg kedelai membutuhkan 250 gram gula merah, dan 25 ml air untuk
melarutkan gula tersebut).
ii. Jahe dan
lengkuas dikupas kemudian dipukul-pukul sampai memar (tiap kg kedelai
membutuhkan jahe dan laos, masing-masing 20 gram), dan
iii . Jahe dan
lengkuas dimasukkan ke dalam larutan gula, kemudian dimasak sampai mendidih dan
disaring dengan kain saring. Larutan ini disebut larutan gula berbumbu, dan
digunakan untuk membumbui tauco.
Pembumbuan dan
perebusan tauco. Tauco mentah ditambah dengan larutan gula berbumbu. Kemudian
tauco mentah dididihkan selama 3-4 jam sehingga cairan tauco mengental. Hasil
perebusan ini disebut sebagai tauco masak. Tauco masak dapat ditambah dengan
monosodium glutamat sebanyak 1 gram untuk tiap kg tauco, agar memberikan rasa
yang lebih sedap terhadap masakan.
. Pengawetan.
Tauco masak ditambah dengan bubuk natrium benzoat agar dapat disimpan lama.
Tiap kg tauco masak membutuhkan 1 gram natrium benzoat.
.
Pengemasan.
Tauco masak dikemas di dalam botol dan mulut botol diikat dengan
gelang karet kuat-kuat.
BAB
V
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Setelah
melihat pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tauco terjadi selama 2-3 minggu.
Selain itu juga dalam proses pembuatan tauco ini ada hal-hal yang harus
diperhatikan supaya mendapatkan fermentasi tersebut berlangsung secara
sempurna. Hal tersebut adalah harus bersihnya peralatan yang digunakan. dan juaga Jenis tauco ada
dua macam yaitu bentuk kering dan bentuk basah, sedangkan dari rasanya
dibedakan atas yang asin dan yang manis. Perbedaannya terletak dari jumlah air
dan banyaknya gula yang ditambahkan.Pada prinsipnya proses pembuatan tauco melalui dua
tahapan fermentasi yaitu: fermentasi kapang dan fermentasi garam. Secara
tradisional, kedua tahapan fermentasi tersebut dilakukan secara spontan dimana
mikroba yang berperan selama fermentasi bersal dari udara sekitarnya atau dari
sisa-sisa spora kapang yang tertinggal pada wadah bekas fermentasi sebelumnya
Selama proses fermentasi kapang mikroba yang
berperan adalah kapang dari jenis AspergillusI
yaitu A. oryzae atau dari jenis R.
oryzae dan R. oligosporus.
4.2 Saran
Untuk
mendapatkan tauco yang berempah atau manis, tambahkan rebusan gula merah,air,
lengkuas dan jahe yang sudah dimemarkan ke dalam tauco lalu direbus selama 3
jam sampai kental. Sebaiknya rebusan gula dan bumbu disaring dulu
sebelumdicampur dengan tauco mentah.
Jika ingin
ditambah dengan pengawet, tambahkan 1 gram natrium benzoat untuk tiap kilonya
kedalam tauco yang sudah direbus.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27048/Pusbangtepa_Tauco.pdf;jsessionid=AAFCBAA7AA2BF0684636C2EE8D3B37EA?sequence=1
http://piaggioret.blogspot.ru/2012/08/cara-membuat-tauco.html
http://piaggioret.blogspot.ru/2012/08/cara-membuat-tauco.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar